"Hai... Bagaimana kabarmu? Kau tau, kau jahat sekali
sebagai seorang pria."
Gadis itu terus saja mengoceh, mencoba menyalahkan pria yang
dia masksud itu.
"Kau bilang kau janji tidak membiarkan aku menangis?
Faktanya kau tetap saja sama dengan pria lain yang suka membuat wanita
menangis."
"Kau ingat tidak, saat kita ke taman dan bertemu
seorang anak kecil yang menangis karrna mencari ibunya? Haha waktu itu wajahmu
panik karena anak itu menangis makin kencang."
Air mata itu jatuh perlahan membasahi pipi gadis itu, berusaha
untuk terlihat tegar. Si gadis itu mengusap air matanya lalu mencoba terlihat
bahagia kembali.
"Aku bukan gadis lemah..." Gumamnya "iya, aku
bukanlah gadis lemah!"
"Hei pria bodoh! Kau seharusnya marah melihat aku
menangis bukan?"
Di tempat itu, si gadis berusaha Flashback masa-masa
bahagianya bersama pria itu. Ya, tepat 5 tahun semenjak kepergian kekasihnya
itu. Gadis ini tetap setia mengunjungi makam kekasihnya, walaupun dia sudah
memiliki kehidupan baru bersana pria lain.
"Maafkan aku.. Ini bukan pernikahan yang aku mau. Tolong
jangan marah padaku, jangan, kumohon..." Ucapnya sambil terisak.
"Istriku.. Sudah selesai? Sudah 1 jam kau disini. Ayo
pulang"
Sang gadis pun mengganguk dan meninggalkan seikat bunga lily
di makam itu. Terdapat sepucuk surat didalamnya. Angin pun berhebus perlahan
mengiringi langkah si gadis dan suaminya.
'Kekasihku, terima kasih atas segalanya. Aku tetap mencintaimu
hingga akhir hidupku. Aku bahagia sekarang, aku janji setelah ini tidak akan
ada air mata lagi. Restui hubunganku dengan suamiku. Terima kasih dan maafkan
aku."
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar