Selasa, 09 Februari 2016

[FICLET] The Day We Felt The Distance


Holla back to my absurd Ficlet :D

cuss baca aja ya.. komen juga boleh. :) karena manusia kan butuh saran dan kritikan membangun.

so, Happy Reading :)

**************************************************************


Sudah hampir 5 tahun aku menunggu, hal yang menyebalkan bukan? Hah kau pasti tahu itu. lantas apa aku akan menyerah semudah itu dan kemudian pergi? Jika kalian berkata iya, maka kalian salah besar.

Bagaimana bisa seorang kekasih membuat kekasihnya terombang-ambing seperti ini, tanpa kabar dan tanpa pesan. aku ini apa sebenarnya? Kenapa begini? Cih! Bahkan sekarang aku kesal jika mengingatnya kembali.

"Kiriman paket!!" Teriak seseorang dr luar rumahku.

Paket? Mungkinkah?!
Dengan sigap ku buka pintu rumahku dan mendapati kurir tersenyum ramah.

"Kiriman paket dari Toronto nyonya".

"Toronto? Maksudmu Canada?"

"Betul nyonya. Mohon tandatangan disini."

Segera ku tandatangani surat terimanya dan kemudian kurir itu pun pergi. Canada? Jauh sekali!

Ku taruh paket tersebut diatas meja makan. Menatapnya dalam-dalam, mungkinkah dia ada di canada?
Karena jujur saja, selama 5 tahun yang aku tahu dia hanya pergi keluar negri, aku bahkan tidak tahu di negara mana dia tinggal sekarang. Oh tuhan! Kekasih yang amat sangat payah.

Kalian pasti bertanya-tanya, apa aku tidak penasaran dengan isinya? Tentu saja! Aku penasaran setengah mati. Namun, pikirkanlah kembali ketika kau menerima paket dari negara jauh dan yang tertera di paket tersebut hanya sebuah tulisan huruf "N" kau pasti akan bersikap seperti diriku.

Kubuka ikatan tali yang membungkusnya dan membuka kotak yang berukuran seperti kardus mie instan itu. Tunggu? apa dibuat dari karus mie instan ya? ahh tak penting!
Isinya? Hanya ada dua buah pucuk surat. Lalu sebuah jaket tebal dan sepatu kets berwarna ungu.

"Hai.. Kau terkejut ya? Pakailah jaket dan sepatu ketsnya. Dan temui aku di Taman Bunga pada pukul 3 sore. aku tau pasti disana udaranya sangat dingin bukan?"

Apa-apaan ini? Siapa dia? Berani-beraninya menyuruhku datang ke taman bunga pukul 3 sore. Jujur saja, aku sedikit merasa takut, sekarang tindakan kriminal kan bermacam-macam. Dan lagipula akupun tidak tau siapa yang mengirimkan paket ini.

"Jangan takut! aku itu warga negara yang baik. Tidak akan menyakitimu. Awas jika kau tidak datang! Kau akan menyesal! Seumur hidupmu! Datanglah tepat waktu!"

Itu isi surat keduanya. Sebenarnya siapa orang ini? Begitu banyak pertanyaan di kepalaku membuatku pusing. aku melirik jam, jam 2 rupanya. aku terdiam memikirkan akan datang atau tidak. Hah! andai saja yang mengirimkannya kekasihku. Pasti akan langsung aku temui dia.

Pukul 3 sore, dan aku sudah ditempat dimana aku dan pengirim paket rahasia itu akan bertemu. Tidak lupa menggunakan jaket yang dia kirimkan. Aku duduk di kursi panjang sambil menatap foto walpaper yang ada di handphoneku.

"Andai kau disini" gumamku pelan.

"Nyonya, sudah selesai menatap fotoku?" aku menoleh terkejut.

"K..k.. Kau?!!"

"apa?! Terkejut ya?" Ucapnya seraya tersenyum .

"Kau? Bagaimana bisa kau muncul dengan santai dihadapanku setelah sekian lama! Kau bodoh! Jahat! Tidak punya perasaan!" aku menangis. aku menangis karena kesal. Orang yang sangat aku rindukan dan aku sayangi ada di depanku sekarang.

"Maafkan aku.. Maafkan aku" dia menghapus air mataku dan memelukku. pelukan hangat ini benar-benar menghangatkan aku. aku merindukannya.
kemudian dia melepaskan pelukannya dan menatapku.

"aku ingin sekali mengabarimu.. Sudah sering aku mengirimkan email. Tapi sepertinya emailmu tidak aktif lagi.. Kemudian aku ada proyek mega di toronto dan baru selesai minggu ini. Maka dari itu aku langsung bergegas menuju kemari dan menemuimu."

"Lalu paket itu? Kau yang mengirimnya? Kenapa tidak tuliskan nama saja?!".

"Hei! Kau lupa inisial nama belakangku?! Keterlaluan! Kekasih macam apa yang melupakan nama kekasihnya?!"

Inisial belakang? Astaga! aku baru ingat.

"Mma... Maafkan aku."

Sungguh aku sangat malu dan memaki diriku sendiri. Bodoh sekali aku, bagaimana bisa lupa. Kemudian kekasihku meraih tanganku dan menyelipkan sebuah cincin berwarna silver disana. Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya dengan tatapan bingung.

"Menikahlah denganku.. Aku berjanji tidak akan lagi ada jarak selama 5 tahun dan jarak yang begitu jauh darimu. ".

Ya tuhan! Inikah jawaban atas semua doaku? Terima kasih tuhan, aku bahagia. Sangaaaat bahagia!

The End

1 komentar: