Kamis, 24 Desember 2015

[FICLET] GOODBYE, MY LOVE

Back to new ficlet, setelah sekian lama tidak menulis lagi di blog tercintah (meskipun gak ada yang baca, yaasudahlah) Cusss read aja, gak suka jangan komen :D (bercanda joon). Saran yang baik welcome ^^ 

**************************************************

One last time by Ariana Grande 

Mungkin lagu ini memang cocok untukku. Yah! Seperti yang kau tau ketika mendengar lagu itu, aku sedang putus cinta. Hatiku hancur. Aku seperti kehilangan akal saat kata-kata “putus” keluar dari bibirnya. 


Dengan alasan yang tidak masuk akal, dengan mudahnya ia melupakan kenangan manis yang selama ini kita jalani dan meninggalkan luka besar seperti ini. Sebenarnya apa salahku? Apa yang aku perbuat? 


Dia berubah semenjak memasuki perkuliahan semester 3, entah apa yang membuatnya seperti itu. Dia mengacuhkan ku, meninggalkan aku, dan tidak memperdulikan aku. Aku selalu menjaga perasaannya meskipun dia memperlakukan aku dengan tidak baik. 

Aku tidak perduli ada cinta yang lain di hatinya, namun aku mohon. Aku hanya ingin dia seperti dulu. Pria yang selalu penuh dengan kelembutan, dengan segala perhatiannya. 

“kita akan dipertemukan kembali jika tuhan memang mentakdirkan kita berjodoh.” 

“tidak bisakah kau tetap disisiku? Jangan pergi dariku. Aku mohon” 

“aku minta maaf, lebih baik cukup sampai sini. Aku tidak ingin menyakitimu lebih dalam lagi.” 

Itulah kata-kata terakhirnya. Ingin hati ini menyudahinya, tidak ingin memperdulikannya. Namun entahlah, raga ini sulit untuk menyudahinya. Selalu saja perhatianku aku curahkan kepadanya, meskipun aku selalu dapat kekecewaan setelah melakukannya. 

Jika aku diberi satu kesempatan, memeluknya. aku ingin katakan untuk terakhir kalinya... 

“aku mencintaimu, tidak perduli kau mengacuhkan aku atau mengecewakan aku. Aku hanya ingin kau kembali padaku. Akan ku perbaiki semua kesalahanku. Meskipun aku tidak tau itu. Biarkan aku mencintaimu meski di hatimu tidak ada lagi rasa cinta padaku.” 


The End

Rabu, 28 Oktober 2015

8 Sifat Wanita Terbaik

hollaa~~ back to post ^^. dapet kiriman dari salah satu grup di WA saya. hihi. alangkah indahnya kalo saya berbagi pula. hoho. cekidoot

*************************************

Daripada menuntut terus persamaan gender, mending setiap wanita berusaha memiliki 8 sifat wanita terbaik berikut ini.

1- Menutup Aurat

Wanita terbaik itu menutup auratnya. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, menurut pendapat terkuat di antara pendapat para ulama.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya  ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).

Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur: 31).

2- Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i

Wanita yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.

Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.

Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33).

Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Az Zujaj mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi kaum pria.”

Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.

Syarat keempat:  Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Syarat kelima: Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,

لَعَنَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ

“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.(HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)

Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.

3- Betah Tinggal di Rumah

Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.

Disebutkan bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah -istri Rasulullah-, “Mengapa engkau tidak berhaji dan berumrah sebagaimana yang dilakukan oleh saudari-saudarimu (yaitu para istri Nabi yang lain, pent)?” Jawaban beliau, “Aku sudah pernah berhaji dan berumrah, sedangkan Allah memerintahkan aku untuk tinggal di dalam rumah”. Perawi mengatakan, “Demi Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu rumahnya kecuali ketika jenazahnya dikeluarkan untuk dimakamkan”. Sungguh moga Allah ridha kepadanya.

Ibnul ‘Arabi bercerita, “Aku sudah pernah memasuki lebih dari seribu perkampungan namun aku tidak menjumpai perempuan yang lebih terhormat dan terjaga melebihi perempuan di daerah Napolis, Palestina, tempat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api. Selama aku tinggal di sana aku tidak pernah melihat perempuan di jalan saat siang hari kecuali pada hari Jumat. Pada hari itu para perempuan pergi ke masjid untuk ikut shalat Jumat sampai masjid penuh dengan para perempuan. Begitu shalat Jumat berakhir mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing dan aku tidak melihat satupun perempuan hingga hari Jumat berikutnya”.

Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا”

“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”. (HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah kecuali dengan izin suaminya.” Beliau juga berkata, “Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz (pembangkangan), bermaksiat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas mendapatkan siksa.” (Majmu’ Al-Fatawa, 32: 281)

4- Memiliki Sifat Malu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.)

Kriteria ini juga semestinya ada pada setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!

Tidak cukup sampai di situ kebagusan akhlaq kedua wanita tersebut. Lihatlah bagaimana sifat mereka tatkala datang untuk memanggil Musa ‘alaihis salaam; Allah melanjutkan firman-Nya,

فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا

“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh rasa malu, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.‘” (QS. Al Qashash : 25)

Ayat yang mulia ini,menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita berakhlaq dan bersifat malu. Allah menyifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya yang penuh dengan rasa malu dan terhormat.

Amirul Mukminin Umar bin Khoththob rodiyallohu ‘anhu mengatakan, “Gadis itu menemui Musa ‘alaihis salaam dengan pakaian yang tertutup rapat, menutupi wajahnya.” Sanad riwayat ini shahih.

5- Taat dan Menyenangkan Hati Suami

Istri yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak membangkang yang membuat suami benci, itulah sebaik-baik wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Begitu pula tempat seorang wanita di surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya terhadap suaminya, apakah ia taat ataukah durhaka.

Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya,

أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)

6- Menjaga Kehormatan, Anak dan Harta Suami

Allah Ta’ala berfirman,

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada” (QS. An Nisa’: 34).

Ath Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692), “Wanita tersebut menjaga dirinya ketika tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di samping itu, ia wajib menjaga hak Allah dan hak selain itu.”

7- Bersyukur dengan Pemberian Suami

Seorang istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah diberikan suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan ancaman neraka Allah Ta’ala.

Seselesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,

وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَََحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907). Lihatlah bagaimana kekufuran si wanita cuma karena melihat kekurangan suami sekali saja, padahal banyak kebaikan lainnya yang diberi. Hujan setahun seakan-akan terhapus dengan kemarau sehari.

8- Berdandan dan Berhias Diri Hanya Spesial untuk Suami

Sebagian istri saat ini di hadapan suami bergaya seperti tentara, berbau arang (alias: dapur) dan jarang mau berhias diri. Namun ketika keluar rumah, ia keluar bagai bidadari. Ini sungguh terbalik. Seharusnya di dalam rumah, ia berusaha menyenangkan suami. Demikianlah yang dinamakan sebaik-baik wanita.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Semoga bermanfaat bagi setiap wanita. Moga Allah memberi taufik untuk mengamalkannya.



By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. 21 April 2014
 37  12582  5

Disusun di Panggang, Gunungkidul, 21 Jumadats Tsaniyyah 1435 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Senin, 12 Oktober 2015

Mengapa menikah itu menyenangkan?

SEANDAINYA bisa memilih, pastinya para istri di dunia menginginkan pasangan hidup mereka bak selebritis. Tampan, kaya, baik hati, romantis, sholeh dan setia. Terbayang kan kalau sang suami itu pujaan banyak wanita, tapi ia menjatuhkan pilihannya pada hanya satu orang wanita, yaitu kita.

Seperti lagu-lagu cinta, suami siap menjadi teman untuk suka ataupun duka. Saat kita senang, ia memberikan penghargaaan dan pujian. “Saya bangga punya istri seperti kamu, sudah cantik, pinter lagi.” Melayang rasanya kalau kata-kata itu keluar dari suami tercinta. Atau saat kita bersedih ia berempati,”jangan sedih, biar saja orang lain tidak nerima dakwah kita, yang penting kan Allah dan saya ridho dan menerima,” sementara dadanya menjadi penampung tumpahan air mata kita. Sederhana tapi meringankan beban di dada.

Atau para istri juga berharap kalau suami selalu ingat tanggal kelahiran kita atau tanggal pernikahan kita, meskipun pernikahan itu sudah bertahun-tahun lamanya. Lalu di pagi hari sambil memeluk mesra ia berbisik lembut di telinga,”selamat ulang tahun saying, semoga panjang umur dan selalu diridhoi Allah,”. Kemudian ia mengeluarkan kado istimewa, sebatang coklat kegemaran kita. Rasanya tidak ada orang yang lebih berbahagia pada hari itu di dunia selain diri kita.

Para muslimah pastinya juga menginginkan suami-suami mereka rajin beribadah, semangat berdakwah, bertanggungjawab dan tidak lupa mengajak istrinya ikut serta meraih pahala. Begitulah kira-kira suami idaman setiap muslimah di dunia.

Tapi sadarlah wahai para muslimah, kita menikah dengan seorang manusia, makluk dari planet Bumi yang memiliki akal dan perasaan. Bukan dari pangeran dari negeri impian. Akal membuatnya berpikir yang baik dan buruk, yang dapat membuatnya mengambil keputusan yang menyenangkan, sesuai agama atau tidak. Ia juga punya perasaan yang berisi emosi, senang, gembira, sedih, terluka, kesal dan dendam.

Adakalanya ia berbuat kebaikan, tapi adakalanya ia berbuat salah. Adakalanya ia begitu romantis, perhatian dan rajin beribadah, tapi ada saatnya pula ia seperti lupa bahwa ada seorang wanita yang mencintainya. Pada saat itu banyak muslimah yang bingung menghadapi suami, bahkan yang kecewa dan kesal pun tidak sedikit. Utamanya para ibu muda.

Agar tidak banyak kecewa, sejak awal mari kita sadari jika pernikahan bukanlah garis lurus, tapi ia kurva kehidupan yang tidak bisa diduga polanya. Mereka yang sadarlah yang harus mengembalikannya pada jalan yang benar, dengan nasihat dan cinta, bukan dengan kebencian. Tidak ada salahnya kita mendengar nasihat seorang penulis terkenal, Mark Twain;”Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton.”

Ya, berpikirlah positif tentang suami kita, maka rumah tangga akan terasa menyenangkan. Terimalah suami kita apa adanya sambil berikhtiar untuk bersama-sama memperbaikinya. Janganlah terbuai dengan impian ‘indah’ kita dan memaksanya terwujud pada suami kita dalam seketika. Ada yang memang dapat diwujudkan, adapula yang berproses, ada pula yang harus dimaklumi. Lagipula, banyak orang yang lupa untuk bersyukur atas apa yang ia miliki, sementara banyak orang yang menginginkan hal itu pada diri mereka.

Beri kesempatan suami kita untuk menenangkan dan memperbaiki diri. Karena ia pun sebenarnya tengah memberikan kesempatan memperbaiki diri kepada dirinya sendiri dan juga kita, para istri. []

Sumber: Mengapa Menikah Itu Menyenangkan?. M. Iwan Januar. Bogor: Al Azhar Fresh Zone

Senin, 14 September 2015

CINTA ???

Bicara tentang cinta

cinta, itu ibarat satu kata berjuta makna

cinta itu bagai obat sedative bagi yang merasakannya

cinta juga bisa menimbulkan zat adiktif bagi yang merasakannya

cinta, satu kata berjuta mimpi

menerpa setiap insan adami

ditempuh oleh yang berani, menghadapi gunung yang terjal dan tinggi.

cinta, satu kata berjuta harapan

bagi siapa yang bisa mendapatkannya

walau hanya setetes air yang menghilangkan rasa haus yang mematikan

cinta, satu kata berjuta kenangan

yang datang dari Allah sang penyayang

cinta itu buta? bener ga sih??

ini mungkin persepsi bagi orang yang tak menggunakan logika dan akal pikirannya, iya kan..

cinta itu bisa membawa pahala dan bisa juga membawa petaka

cinta bisa membawa kebahagiaan tapi kadang bisa menyakitkan.

agar terhindar dari salah mengartikan makna cinta, harus memahami Hakikat cinta yang sebenarnya. 

untuk mendapatkan cinta di dunia, yang utama dan pertama harus cinta dan dekati dulu yang Maha pemilik cinta, yaitu Allah swt, cintai kedua orangtua.

Selasa, 08 September 2015

[FICLET] I MISS YOU



Pernahkah kalian merasakan rindu? Entah kepada pasangan, orang tua, saudara atau bahkan teman?

Jika kalian pernah, aku pun merasakannya. Saat ini, ahh tidak akhir-akhir ini. Aku sangat merindukan seseorang. Tentu saja, dia itu orang yang sangat berpengaruh di dalam kehidupanku.

Jarak. Yah! Benar, jarak yang memisahkan kami. Kesibukan yang kami miliki pun tidak bisa kami hindari.

Aku merasa seperti orang yang kehilangan akal sehat ketika merindukannya. Aku berusaha tidak perduli akan perasaan ini, namun apa daya. Aku hanya wanita biasa, hanya manusia biasa yang terkadang khilaf.

Rasanya aku ingin menangis. Yah menangis! Bodoh bukan? Menurut kalian mungkin bodoh. Terserah kalian, kalian bisa bebas berpendapat tentang aku. Tapi aku adalah aku. Aku ingin menangis, aku terlalu merindukannya. Bahkan berbulan-bulan menjalani hubungan ini, aku hanya bisa menahan rindu.

Kau tau? Aku hanya bisa menangis ketika metindukannya, hanya bisa melihat fotonya ketika meindukannya, hanya bisa membayangkan obrolan lucunya ketika aku merindukannya. Beri tahu aku, apa sikap yang harus aku ambil? Apa? Bisakah kalian memberitahukannya kepadaku?

Bahkan rindu ini akan ditambah lagi ketika dia memutuskan untuk menetap tinggal di jakarta karena pekerjaannya.

Ini menyiksaku! Sungguh! Ini benar-benar menyiksaku. Aku hanya bisa tersenyum ketika para sahabatku bertemu dengan pasangannya. Lalu aku? Haha.. Aku hanya bisa menyibukkan diriku, agar aku tidak mengingatnya. Agar rasa rindu ini lenyap dari hatiku.

Ya tuhan.. Aku harus bagaimana agar rasa rindu ini tidak menyiksa batinku? Agar rindu ini tidak menggangguku? Aku kesal pada diriku. Kesal! Aku sangat kesal!

Dan pada akhirnya, disinilah aku. Terjebak dalam lautan rindu, rindu yang mendalam padanya. Dapatkah kau dengar itu? Dapatkah kau dengar detak jantungku? Dapatkah kau.. Ahh sudahlah.

The End

Selasa, 25 Agustus 2015

[FICLET] A Love



Caution: ficlet... GaJeBo. Kriuk... Gak ada menariknya sama sekali. Ficlet panjaang.. Apa yah tepatnya. Bukan ficlet kali yaah? :D


****************************************


Aku sudah lama di dunia percintaan, bergonta ganti pacar itu hal biasa buatku. Namun, aku bukanlah seorang Playboy yang mempermainkan hati wanita.


Aku pernah punya cinta, 3 tahun berjalan cukup lama. Aku sangat mencintainya, yaah... Aku hampir menikahi gadis itu. Keinginan mempersunting gadis itu amat kuat. Hingga akhirnya, Harapan justru berbalik.


Gadis itu bukan jodohku. Aku terus tabah dan tersenyum menjalani kenyataan ini, hingga sebulan kemudian terkirimlah sebuah surat undangan bertuliskan...


"Wedding...."


Yah dia telah menikah dengan pria lain. Aku selalu berfikir positif atas apa yang terjadi padaku. Setahun sendiri, seorang gadis dengan beraninya mengatakan cinta padaku.


"aku menyukaimu..."


"kenapa harus aku? Apa yang kau suka dariku?"


"semua yang ada pada dirimu.. Aku menyukainya. Aku butuh seseorang disampingku"


Begitulah kira-kira gadis itu mengucapkannya.
Delapan bulan kemudian, terbesit niat untuk Menghalalkan gadis itu.. Yah! Aku ingin mempersuntingnya. Apapun ku lakukan demi gadis itu. Namun... Dua bulan berlalu, sikapnya berubah. Tidak ada perhatian sama sekali darinya..


"ada apa denganmu? Mana perhatian yang dulu sering kau berikan?"


"maafkan aku... Aku terlalu sayang padamu. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Kumohon. Maafkan aku"


Pasrah? Yah! Apa lagi yang bisa ku perbuat. Aku tidak ingin memaksanya, biarkan dia bebas semaunya. Mungkin ada rencana lain dari Tuhan untukku.
Sampai akhirnya...


Ahh! Perasaan ini.. Entah apa yang terjadi kepadaku. Jatuh cinta? Mungkin benar. Aku rasa aku memang jatuh cinta. Kali ini dengan wanita yang berbeda, sikapnya cuek, Religius, lucu dan satu lagi dia manis.


"kenapa engkau menjadi puitis seperti ini?"


Itulah komentarnya ketika aku mengirimkan puisi untuknya.


Semakin lama... Semakin cuek. Namun entah mengapa. Aku makin menyukainya. Gila? Yaaah... Terserah. Namun tujuanku baik padanya.


Kemudian, sampailah aku pada titik jenuhku. Aku tidak bisa begini terus. Otak.dan hatiku kini meragu. Masih ada rasa sayang padanya. Namun... Fikiran ini memutuskan untuk menghentikan semuanya.


Entahlah... Suatu saat nanti. Aku berharap ada yang bisa menerima aku begini adanya. Dan aku berharap gadis itu merasakan jua apa yang aku rasakan.


The End

[FICLET] A Memories



"Hai... Bagaimana kabarmu? Kau tau, kau jahat sekali sebagai seorang pria."

Gadis itu terus saja mengoceh, mencoba menyalahkan pria yang dia masksud itu.

"Kau bilang kau janji tidak membiarkan aku menangis? Faktanya kau tetap saja sama dengan pria lain yang suka membuat wanita menangis."

"Kau ingat tidak, saat kita ke taman dan bertemu seorang anak kecil yang menangis karrna mencari ibunya? Haha waktu itu wajahmu panik karena anak itu menangis makin kencang."

Air mata itu jatuh perlahan membasahi pipi gadis itu, berusaha untuk terlihat tegar. Si gadis itu mengusap air matanya lalu mencoba terlihat bahagia kembali.

"Aku bukan gadis lemah..." Gumamnya "iya, aku bukanlah gadis lemah!"

"Hei pria bodoh! Kau seharusnya marah melihat aku menangis bukan?"

Di tempat itu, si gadis berusaha Flashback masa-masa bahagianya bersama pria itu. Ya, tepat 5 tahun semenjak kepergian kekasihnya itu. Gadis ini tetap setia mengunjungi makam kekasihnya, walaupun dia sudah memiliki kehidupan baru bersana pria lain.

"Maafkan aku.. Ini bukan pernikahan yang aku mau. Tolong jangan marah padaku, jangan, kumohon..." Ucapnya sambil terisak.

"Istriku.. Sudah selesai? Sudah 1 jam kau disini. Ayo pulang"

Sang gadis pun mengganguk dan meninggalkan seikat bunga lily di makam itu. Terdapat sepucuk surat didalamnya. Angin pun berhebus perlahan mengiringi langkah si gadis dan suaminya.

'Kekasihku, terima kasih atas segalanya. Aku tetap mencintaimu hingga akhir hidupku. Aku bahagia sekarang, aku janji setelah ini tidak akan ada air mata lagi. Restui hubunganku dengan suamiku. Terima kasih dan maafkan aku."


The End

[FICLET] I'm Sorry



Caution: cuss... Langsung baca aja


********************


"Dulu aku pernah menyukaimu..."

Tersedak seketika, bagaimana tidak. Aku tidak begitu mengenalnya. Bagaimana bisa dia menyukaiku?

"Bagaimana bisa? Aku tidak cantik.. Bahkan aku jauh dari kata sempurna"

"Semua orang bisa saja mencintai. Lihat aku? Apakah aku sempurna? Tidak ada manusia yang sempurna."

Aneh sekaligus bingung.. Itulah yang aku rasakan.

"Sejak kapan..?"

"Sebelum kau berpacaran dengan kekasihmu."

Dasar pria bodoh. Kenapa tidak mengaku saja. Anehnya aku terus membalas pesannya, entah kenapa. Akal ku sedang tidak sehat seperti nya

"Maafkan aku menyakiti perasaanmu"

"Tidak apa-apa, itu hak mu. Bukan salah mu juga."

Terdiam sejenak... Pengakuan itu membuatku merasa bersalah. Entah apa yang membuatku menjadi seperti itu.

"Tapi kau pun sama.. Sudah memiliki kekasih. Aku tidak ingin membuat masalah.."

"Tidak akan. Maafkan aku yang mengharapkan mu menyukaiku... Mana mungkin kau bisa menyukaiku."

Aku hanya bisa terdiam membisu, akupun tidak ada hak untuk memberikannya harapan. Aku sangat mencintai kekasihku, hanya dia yg ku sayangi. Namun entah kenapa, pengakuannya membuatku menjadi tidak leluasa, merasa bersalah lebih tepatnya. Merasa bersalah karena dia orang yang mencintaiku lebih dulu daripada kekasihku.


Maafkan aku.. Aku tidak mampu. 


The End